Blogroll

http://geoforsuck.blogspot.com/search/label/geoforsuckapp
http://geoforsuck.blogspot.com/search/label/peta
http://geoforsuck.blogspot.com/search/label/soal

#Technology

Browse More

#Fenomena Alam

Browse More

#Soal-soal geografi

Browse More

#Jurnal

Browse More

Rabu, 19 Agustus 2015

Bentuk Muka Bumi dan Aktivitas Kehidupan Sosial Masyarakat di Indonesia

Bentuk Muka Bumi dan Aktivitas Penduduk Indonesia

Indonesia terdiri atas belasan ribu pulau, baik yang berukuran besar maupun yang berukuran  kecil. Jumlah pulau seluruhnya mencapai 13.466 buah. Luas wilayah Indonesia mencapai  5.180.053 km2, terdiri atas daratan seluas 1.922.570 km2 dan lautan seluas 3.257.483 km2. Ini berarti wilayah lautannya lebih luas daripada wilayah daratannya. Jika kamu perhatikan keadaan pulau-pulau di Indonesia, tampak adanya keragaman bentuk muka bumi. Bentuk muka bumi Indonesia dapat dibedakan menjadi dataran rendah, dataran  tinggi, bukit, gunung, dan pegunungan. Sebaran dari bentuk muka bumi Indonesia tersebut dapat dilihat pada peta sebaran bentuk muka bumi atau peta fisiografi Indonesia berikut ini.


 Pada  peta fisiografi pada gambar tersebut, tampak sebaran bentuk muka bumi Indonesia mulai  dataran rendah sampai pegunungan. Untuk membaca  peta tersebut, perhatikanlah legenda  atau keterangan  peta.
Simbol berwarna kuning menunjukkan  dataran rendah, warna hijau  menunjukkan daerah perbukitan, warna cokelat menunjukkan pegunungan. Secara umum, setiap bentuk muka bumi menunjukkan pola aktivitas penduduk yang berbeda antara satu daerah dan daerah lainnya. Adapun gambaran tentang keadaan muka bumi Indonesia dan aktivitas penduduknya adalah sebagai berikut.


A. Dataran Rendah
Dataran rendah adalah bagian dari permukaan bumi dengan letak ketinggian 0-200 m di atas permukaan air laut (dpal). Di daerah dataran rendah, aktivitas yang dominan adalah aktivitas permukiman dan pertanian. Di daerah ini biasanya terjadi aktivitas pertanian dalam skala luas dan pemusatan penduduk yang besar. Di Pulau Jawa, penduduk memanfaatkan lahan dataran rendah untuk menanam padi sehingga Jawa menjadi sentra penghasil padi terbesar di Indonesia. Ada beberapa alasan terjadinya aktivitas pertanian dan permukiman di daerah  dataran rendah, yaitu seperti berikut.

  1. Di daerah  dataran rendah, penduduk mudah melakukan pergerakan atau mobilitas dari satu tempat ke tempat lainnya.
  2. Di daerah dataran, banyak dijumpai lahan subur karena biasanya berupa tanah aluvial atau hasil endapan  sungai yang subur.
  3. Dataran rendah dekat dengan pantai  sehingga banyak penduduk yang bekerja sebagai  nelayan.
  4. Memudahkan penduduk untuk berhubungan dengan dunia luar melalui jalur laut.

Dengan berbagai keuntungan tersebut, banyak penduduk bermukim di dataran rendah. Pemusatan penduduk di dataran rendah kemudian berkembang menjadi daerah perkotaan. Sebagian besar daerah perkotaan di Indonesia, bahkan dunia, terdapat di dataran rendah. Aktivitas pertanian di dataran rendah umumnya adalah aktivitas pertanian lahan basah. Aktivitas  pertanian lahan basah dilakukan di daerah yang sumber airnya cukup tersedia untuk mengairi lahan pertanian. Lahan basah umumnya dimanfaatkan untuk tanaman padi yang dikenal dengan  pertanian sawah.
Selain memiliki aktivitas penduduk tertentu yang dominan berkembang, dataran rendah juga memiliki potensi  bencana alam. Bencana alam yang berpotensi terjadi di  dataran rendah adalah  banjir,  tsunami, dan gempa. Banjir di dataran rendah terjadi karena aliran air sungai yang tidak mampu lagi ditampung  oleh alur sungai. Tidak mampunya sungai menampung aliran air dapat terjadi karena aliran air dari daerah hulu yang terlalu besar, pendangkalan  sungai, penyempitan alur  sungai, atau banyaknya sampah di  sungai yang menghambat aliran  sungai.

B. Bukit dan Perbukitan
Bukit adalah bagian dari permukaan bumiyang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah sekitarnya dengan ketinggian kurang dari 600 mdpal. Bukit tidak tampak curam seperti halnya gunung. Perbukitan berarti kumpulan dari sejumlah  bukit pada suatu wilayah tertentu. Di daerah perbukitan, aktivitas  permukiman tidak seperti di  dataran rendah. Permukiman tersebar pada daerah-daerah tertentu atau membentuk kelompok-kelompok kecil. Penduduk memanfaatkan lahan datar yang luasnya terbatas di antara perbukitan. Permukiman umumnya dibangun di kaki atau lembah perbukitan karena biasanya di tempat tersebut ditemukan sumber air berupa mata air atau  sungai.
Aktivitas ekonomi, khususnya  pertanian, dilakukan dengan memanfaatkan lahan-lahan dengan kemiringan lereng tertentu. Untuk memudahkan penanaman, penduduk menggunakan teknik sengkedan dengan memotong bagian lereng tertentu agar menjadi datar. Teknik ini kemudian juga bermanfaat mengurangi  erosi atau pengikisan oleh air.
Di daerah perbukitan, pada umumnya aktivitas pertanian adalah pertanian lahan kering. Pertanian lahan kering merupakan pertanian yang dilakukan di wilayah yang pasokan airnya terbatas atau hanya mengandalkan air hujan. Istilah pertanian lahan kering sama dengan ladang atau huma yang dilakukan secara menetap maupun berpindah-pindah seperti di Kalimantan. Tanaman yang ditanam umumnya adalah umbi-umbian atau palawija dan tanaman tahunan (kayu dan buah-buahan). Pada bagian lereng yang masih landai dan lembah perbukitan, sebagian penduduk juga memanfaatkan lahannya untuk tanaman padi.
Aktivitas ekonomi di daerah perbukitan sulit berkembang menjadi sebuah pusat perekonomian. Di daerah perbukitan, mobilitas manusia tidak semudah di daerah dataran sehingga pemusatan permukiman dan industri relatif terbatas. Meskipun demikian, daerah perbukitan dapat dikembangkan menjadi daerah pariwisata karena panorama alamnya yang indah dan suhu udaranya yang sejuk. Aktivitas pariwisata yang dapat dikembangkan antara lain wisata alam yang tujuannya menikmati pemandangan daerah perbukitan yang indah.

C. Dataran Tinggi
Dataran tinggi adalah adalah daerah datar yang memiliki ketinggian lebih dari 400 meter dpal. Daerah ini memungkinkan mobilitas penduduk berlangsung lancar seperti halnya didataran rendah. Oleh karena itu, beberapa dataran tinggi di Indonesia berkembang menjadi pemusatan ekonomi penduduk, contohnya Dataran Tinggi Bandung.
Aktivitas pertanian juga berkembang di dataran tinggi. Di daerah ini, sebagian penduduk menanam padi dan beberapa jenis sayuran. Suhu yang tidak terlalu panas memungkinkan penduduk menanam beberapa jenis sayuran seperti tomat dan cabe. Sejumlah  dataran tinggi menjadi daerah tujuan wisata. Udaranya yang sejuk dan pemandangan alamnya yang indah menjadi daya tarik penduduk untuk berwisata ke daerah dataran tinggi. Beberapa dataran tinggi di Indonesia menjadi daerah tujuan wisata misalnya Bandung dan Dieng. Potensi  bencana alam di  dataran tinggi biasanya adalah  banjir. Karena bentuk muka buminya yang datar,  dataran tinggi berpotensi menimbulkan genangan air. Tanda-tanda bencana  banjir dan upaya menghindarinya telah dijelaskan pada bagian sebelumnya.

D. Gunung dan Pegunungan
Gunung adalah bagian dari permukaan bumi yang menjulang lebih tinggi  dibandingkan dengan daerah sekitarnya. Biasanya bagian yang menjulang tinggi tersebut dalam bentuk puncak-puncak  gunung dengan ketinggian 600 meter dpal. Pegunungan adalah bagian dari daratan yang merupakan kawasan yang terdiri atas deretan gunung-gunung dengan ketinggian lebih dari 600 meter dpal. Ind  gunung dan pegunungan. Sebagian dari  gunung tersebut merupakan gunung berapi. Keberadaan gunung berapi tidak hanya menimbulkan bencana, tetapi juga membawa manfaat bagi wilayah sekitarnya. Material yang dikeluarkan oleh gunung berapi memberikan kesuburan bagi wilayah di sekitarnya. Hal itu menjadi salah satu alasan bagi banyak penduduk untuk tinggal di wilayah sekitar gunung berapi karena lahan tersebut sangat subur untuk kegiatan pertanian.

Gunung berapi adalah gunung yang memiliki lubang kepundan atau rekahan dalam kerak bumi tempat keluarnya cairan  magma atau gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi. Ciri gunung berapi adalah adanya kawah atau rekahan. Sewaktu-waktu gunung berapi tersebut dapat meletus. Sebagian  gunung yang ada di Indonesia merupakan  gunung berapi yang aktif. Ciri gunung berapi yang aktif adalah adanya aktivitas kegunungapian seperti semburan gas, asap, dan lontaran material dari dalam gunung berapi.
Di Indonesia, sebagian besar  gunung berapi tersebar di sepanjang Pulau Sumatra, Jawa sampai Nusa Tenggara. Gunung berapi juga banyak ditemui di Pulau Sulawesi dan Maluku. Beberapa gunung berapi di Nusantara sangat terkenal di dunia karena letusannya yang sangat dahsyat, yaitu gunung berapi Tambora dan Krakatau.

http://asrinliise.blogspot.com/2013/09/bentuk-muka-bumi-dan-aktivitas-penduduk.html

Selasa, 31 Maret 2015

Potensi Perikanan di Indonesia

Perikanan
Salah satu potensi sumber daya laut yang telah lama dimanfaatkan penduduk adalah sumber daya perikanan. Laut Indonesia memiliki angka potensi lestari sebesar 6,4 juta ton per tahun. Potensi lestari adalah potensi penangkapan ikan yang masih memungkinkan ikan untuk melakukan regenerasi sehingga jumlah ikan yang ditangkap tidak akan mengurangi populasi ikan. Berdasarkan aturan internasional, jumlah tangkapan yang diperbolehkan ialah 80% dari potensi lestari tersebut atau sekitar 5,12 juta ton per tahun. Kenyataannya, jumlah tangkapan ikan di Indonesia mencapai 5,4 juta ton per tahun. Ini berarti masih ada peluang untuk meningkatkan jumlah tangkapan yang diperbolehkan, yaitu sebesar 720.000 ton per tahun.
Jika dibandingkan sebaran potensi ikannya, tampak adanya perbedaan secara umum antara Indonesia bagian Barat dan Timur. Di Indonesia bagian Barat dengan rata-rata kedalaman 75 meter, jenis ikan yang banyak dtemukan adalah ikan pelagis kecil. Kondisi yang agak berbeda terdapat di kawasan Indonesia Timur yang kedalaman lautnya mencapai 4.000 m. Di kawasan Indonesia Timur, banyak ditemukan ikan pelagis besar seperti tuna dan cakalang.



Selain ikan tangkap (ikan yang tersedia di lautan), penduduk Indonesia juga melakukan budi daya ikan di daerah pesisir. Di pantai utara Pulau Jawa, banyak penduduk yang mengembangkan usaha tambak. Jenis ikan yang dikembangbiakkan adalah ikan bandeng dan udang.
Ilmu Pengetahuan Sosial / Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.-- Edisi Revisi . Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014

Sumber : Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMP Kelas VII / Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.-- Edisi Revisi .
Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014
Peta : https://andimanwno.files.wordpress.com/2010/06/04-peta-potensi-ikan.jpg



Perairan Indonesia

Berdasarkan ketentuan Pasal 3 UU No. 6/1996 tentang Perairan Indonesia, wilayah perairan Indonesia mencakup:

  • Laut teritorial Indonesia; adalah jalur laut selebar 12 mil laut diukur dari garis pangkal kepulauan Indonesia,
  •  Perairan Kepulauan; adalah semua perairan yang terletak pada sisi dalam garis pangkal lurus kepulauan tanpa memperhatikan kedalaman dan jarak dari pantai. 
  • Perairan pedalaman; adalah semua perairan yang terletak pada sisi darat dari garis air rendah dari pantai-pantai Indonesia, termasuk ke dalamnya semua bagian dari perairan yang terletak pada sisi darat pada suatu garis penutup.


Zona Ekonomi Ekseklusif adalah suatu bagian wilayah laut di luar dan berdampingan dengan laut teritorial, yang tunduk pada rezim hukum khusus yang ditetapkan dalam Bab V UNCLOS-82. ZEE mencakup wilayah laut sampai dengan 200 mil diukur dari garis pangkal. Di dalam ZEE Indonesia memiliki hak-hak berikut: 1) Hak berdaulat untuk mengeksplorasi kekayaan alam atau eksploitasi sumber daya alam yang bernilai ekonomi.  


Sumber :
TINJAUAN ASPEK PENATAAN RUANG DALAM PENGELOLAAN WILAYAH LAUT DAN PESISIR Oleh: MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH Disampaikan dalam Seminar Umum Dies Natalis ITS ke-43 Di Surabaya, 8 Oktober 2003

Sabtu, 10 Januari 2015

Minggu, 25 Mei 2014

Laporan Klimatologi


Laporan meteorologi dan klimatologi

PENGAMATAN UNSUR-UNSUR IKLIM di BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI INDRAPURI, ACEH BESAR



Kata Pengantar


Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayahnya dapat menyelesaikan Laporan Unsur-Unsur Iklim di Statiun Klimatologi Indrapuri dengan baik. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Meteorologi dan klimatologi.
Penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1.      Orang tua yang telah memberikan doa dan motivasi.
2.      Bapak Drs. Thamrin, M.Si selaku dosen mata kuliah Meteorologi dan Klimatologi yang telah  memberikan pengarahan.
3.      Petugas-petugas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun  Klimatologi Indrapuri, Aceh Besar
4.      Teman –teman atas bantuan dan motivasinya.

Semoga Laporan ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca. Penyusun mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak untuk memperbaiki makalah ini.






                                                                              Banda Aceh, 29 Juni 2012



                                                                                                                                             Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................          i
DAFTAR ISI...............................................................................................          ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................          1
1.1 Latar Belakang………………………………………………………..          1
1.2 Tujuan ………………………………………………………………..          1
 1.3 Waktu dan Tempat Pengamatan ……………………………………...         2

BAB II  LANDASAN TEORI……………………………………………         3
2.1. Teori Dasar ……………………………………………………………         3
BAB III PEMBAHASAN..........................................................................          5
3.1 Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
      Stasiun Klimatologi................................................................................          5
3.2 Pengenalan Alat-alat meteorologi...........................................................         5
               3.2.1 Taman Alat dan Sangkar Meteorologi..........................                 5
   3.2.2 Temperatur tanah …………………………….....................          13
               3.2.3  Alat Pengukur Curah Hujan .....................................                    14
3.2.4  Alat Pengukur Radiasi Matahari ………………………....          14
3.2.5 Alat  Pengukur  Kecepatan Angin dan Arah Angin………          17
3.2.6 Alat Pengukur Penguapan………………………………..            19
3.2.7 Alat Pengukur Tekanan Udara……………………………           21
3.3. Alur Kegiataan Operasional………………………………………….           22

BAB IV KESIMPULAN............................................................................          23
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................          24






BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
           Iklim akan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia dan organism lain yang hidup di muka bumi. Oleh sebab itu,pengetahuan tentang iklim sangat dibutuhkan. Dalam kehidupan sehari-hari, iklim akan menjadi bahan pertimbangan dalam rancang bangun bangunan hunian atau konstruksi bangunan fisik lainya,bahan dan desain pakaian,jenis dan porsi pangan di konsumsi,dan ragam aktivitas social budaya yang dilakukan penduduk.
Pengukuran unsur iklim sangat penting dalam mempelajari cabang ilmu geografi yaitu klimatologi. Dengan adanya pengukuran iklim ini dapat  memiliki data iklim tentang kecepatan dan arah angin,keadaan awan,,kelembaban,suhu atau temperature,dan curah hujan . Alat yang digunakan termometer, microbarograph, penakar hujan Observatorium (Obs), Termohigrograf, penakar hujan otomatis (Hillman), evaporimeter (panci evapori) Cambell Stokes, Sun Sine Recorder .
Mahasiswa dapat melihat Alat-Alat tersebut ada di Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)  Stasiun  Klimatologi Indrapuri, Aceh Besar dengan tujuan dapat mempelajari proses pendataan iklim di Banda Aceh.
1.2  Tujuan

1.      Mengenal stasiun klimatologi dan  alat-alat yang digunakan dalam bidang klimatologi.
2.      Melihat kinerja petugas di Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)  Stasiun  Klimatologi Indrapuri, Aceh Besar dalam mengolah data yang diperoleh dari pengukuran alat-alat tersebut.
3.      Mendapat arahan dari petugas di Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)  Stasiun Klimatologi Indrapuri, Aceh Besar dalam Mempelajari prinsip kerja, cara penggunaan alat, serta macam dan kualitas data yang dihasilkan dari alat tersebut.



1.3 Waktu dan Tempat Pengamatan
Hari/Tanggal                      : Rabu, 27 Juni 2012
Pukul                                 : 10.00 WIB s/d selesai
Tempat                               : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika          Stasiun  Klimatologi Indrapuri ,Aceh Besar.

lengkapnya klik dsni










[Video] Tutorial pengunaan Arcgis tingkat Dasar







Untuk melihat cara Mendownload video dari youtube bisa klik disini


Untuk video pertama ini membahas cara meretivikasi KML dan JPG
 Video ke dua : memasukkan data vektor

Kenapa Langit Berwarna Biru

http://soktau.com/wp-content/uploads/2013/05/langit-biru.jpg
Sebenarnya warna lagit itu bukan biru. 
Ya bukan biru hanya saja di mata kita hanya melihat warna biru saja.

Admin baru dapat info dari NG (National Geografi) Sebenarnya udah lama dari semenjak kuliah, dosen sudah kasih tau kenapa langit biru.

Dikarenakan....
diuraikan saja ya.

1.Manusia sensitif terhadap cahaya tampak/spektrum kasat mata/spektrum optik.
2. spektrum optik berada pada panjang gelombang 400 – 700 nanometer ada MEJIKUHIBINIU aka Merah, Jingga, Kuning, Hijau, Biru, Nila, Ungu. Dengan warna merah merupakan warna yang dihasilkan oleh panjang gelombang panjang dan ungu merupakan warna yang dihasilkan panjang gelombang pendek.  yang berasosiasi dengan warna ungu ke merah. 
3. cahaya Matahari harus melewati lapisan atmosfer yang di dalamnya terdapat berbagai macam atom dan molekul gas seperti nitrogen, oksigen, uap air, dan debu. Saat melewati atmosfer dan bertemu molekul-molekul gas inilah cahaya Matahari diserap dan kemudian dihamburkan ke semua arah. Saat dihamburkan, cahaya berfrekuensi tinggi akan dihamburkan lebih banyak dari pada cahaya yang berada pada frekuensi rendah. Dalam hal ini cahaya biru akan lebih banyak dihamburkan oleh molekul dan partikel di udara dibandingkan cahaya merah.
4. ungu merupakan cahaya yang memiliki frekuensi paling tinggi dan panjang gelombang terpendek dalam cahaya tampak. Salah satu alasannya adalah sensitivitas mata manusia terhadap cahaya ungu lebih kecil dibanding cahaya biru.


(Pengembara Angkasa/langitselatan.com) dan http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/05/apakah-semua-planet-memiliki-warna-langit-biru (diakses pada 25 Mei 2014,3:52 PM)

 

Subscribe to our Newsletter

Contact our Support

Email us: Support@templateism.com

Our Team Member